Hujan Berlebihan di Kalimantan Timur, Petaka bagi Coal Miner

Senin, 04 Oktober 2010

Hujan yang berlebihan di Kalimantan Timur dan sekitarnya merupakan petaka bagi semua coal miner karena sangat menghambat kegiatan penambangan/houling. Sebagai akibatnya terjadi kekurangan pasokan batubara/coal di pasar sehingga harga batubara/coal merambat naik.
Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi global dunia yang mengalami pergeseran musim. Praktis tahun ini sebagian besar wilayah Indonesia tidak mengalami musim kemarau artinya walaupun pada Bulan April - Oktober biasanya terjadi musim kemarau tetapi pada kenyataannya pada periode bulan tersebut curah hujan masih tetap tinggi.


Kondisi ini mempunyai efek berantai dengan kegiatan yang lain khususnya yang berhubungan dengan penambangan batubara/coal. Efek yang timbul antara lain :
            - Kegiatan penambangan batubara/coal berkurang
            - Persediaan batubara berkurang
            - Aktivitas Jetty berkurang 
            - Export batubara berkurang
            - Kegiatan barging berkurang
            - Harga batubara/coal merambat naik
            - Harga / freight pengangkutan batubara (barging) turun
            - Pengangguran bertambah
            - Perputaran uang berkurang

Praktis kondisi tersebut sangat tidak menguntungkan dalam banyak aspek yang berhubungan dengan penambangan batubara/coal.
Kondisi ini tentunya harus segera dicarikan jalan keluarnya. Apakah itu dengan membuat trobosan teknologi, mengubah kebijakan pasar atau solusi-solusi yang lain. Dalam hal ini pemerintah sebagai stabilisator nasional sangat ditunggu perannya. 
Perlu diingat bahwa batubara/coal merupakan salah satu komuditi export yang cukup tinggi nilainya sehingga tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menunda-nunda dalam membuat kebijakan penyelamatan.

0 komentar: